Meninggikan Tanpa Menjatuhkan
X : Weekend ini mau banyak baca aja ah
Y : Emang kenapa?
X : Nonton series ngga guna
Y : (tercyduk karena lebih suka nonton series)
Menjadi,
X : Liburan ini mau banyak baca ah
Y : Emang kenapa?
X : Karena membaca membuka wawasan, terus aku juga baru direkomendasiin buku-buku bagus, dll dll dll.
Ada opsi untuk MENINGGIKAN tanpa MENJATUHKAN, berhenti menjadikan pandangan sinis terhadap suatu hal sebagai alasan untuk melakukan hal lain. Ada opsi untuk mendalami kelebihan dan kebaikan dari hal lain tersebut dan menjadikannya argumen yang merasionalkan.
Contoh lain:
X : Mau makan bakso ah
Y : Emang kenapa?
X : Karena mie ayam ga enak
Hal diatas kan ngga menjelaskan kenapa dia ngga malah milih siomay aja, kadang argumen untuk merasionalisasi tindakan kita adalah sebuah statement negatif/pertidaksetujuan terhadap hal lain. Padahal, pertidaksetujuan ini tidak selalu menjustifikasi kenapa pilihannya harus menjadi spesifik ke sana.
Terdengarnya remeh banget kan? tapi secara ngga langsung perbuatan seperti itu sama aja kaya menebar kenegatifan, kenegatifan menjurus ke kebencian, dll. Gimana kalau terjadi pada hal yang lebih besar/serius? Dampaknya ngga baik buat mentallity diri sendiri dan orang lain, bahkan ada yang bisa berdampak serius.
Yang namanya negativity itu mau sedikit atau banyak tetep aja ngga baik, daripada dipelihara terus lama-lama jadi boomerang mending dihilangkan, ngga mesti tiba-tiba langsung jadi baik apalagi suci seketika karena emang manusia ngga luput dari salah dan khilaf. Tapi apa salahnya untuk mencoba menjadi lebih baik, lama-lama juga akan tebiasa.
Yuk sama-sama berubah perlahan!
4 comments
Semua orang itu baik sampai ia menjelaskan sendiri bahwa ia tidak baik. Tulisannya menarik mba 🙌🏻
ReplyDeleteindeed. aljzkhro mas
DeleteEhh lama tidak bersua ca
ReplyDeleteHalo!
Delete