Powered by Blogger.

ITS BEEN A JOURNEY


Tiba-tiba kepikiran buat nulis tulisan yang agak cheesy begini karena belum lama ini abis baca blog orang soal keluarga dan hikmah yang bisa dipetik dari relationship problems orang lain (karena sejujurnya saya 0 experience soal ini hihi tapi sok sok an mau nulis 🤪✌). Anaknya semudah itu termotivasi dan nggak bisa lihat yang inspiratif dikit pasti langsung mau nulis. Karena menurut saya, walaupun belum pernah mengalami kita tetap harus aware dan pandai-pandai mengambil pelajaran dari ceritanya orang lain, yah hitung-hitung buat simpanan solusi kalau mengalami hal serupa, haha. 

Love is not always perfect.

Mungkin di bayangan anak muda adalah ketika menjalin hubungan dengan orang yang tepat semua akan mudah dan bahagia. Tapi ternyata, realita disekitar mengajarkan bahwa pasangan yang tepat pun bisa mengecewakan, begitu juga dengan orang tua, dan anak. Marah, miskomunikasi, ekspektasi yang terlalu tinggi hingga menimbulkan kekecewaan, itu semua wajar. Dan itu semua nggak membuat masing-masing lantas pergi. Tapi justru gimana kita bisa saling belajar memahami, mengomunikasikan apa yang kita rasakan walau nggak enak didengar dan tentunya kuncinya adalah "memaafkan". 


Phil Dunphy Modern Family GIF - PhilDunphy ModernFamily Quote ...


Marriage takes a lot of hard work.

Sering kali saya bertanya-tanya apa ya rasanya hidup bersama satu orang yang sama seumur hidup. Dan lagi, realita mengajarkan sekalipun itu dengan orang yang tepat. Semua ternyata ada proses dan kerja kerasnya. Bayangin aja di setiap waktu ke waktu kita semua bertumbuh dan kadang fase hidup membuat kita berubah. Berkali-kali juga sebagai pasangan harus mencoba saling adaptasi dan menerima perubahan itu, kalau beruntung bisa jatuh cinta lagi dan lagi dengan orang yang sama. Yup, it takes a lot of hard work and forgiveness.

"We do strange things for the people we love. There may be bumps along the way, but we never stop wanting the best for them. That's what makes it such a tough job, but the best job in the world." - Phil Dunphy

Be with someone who brings out the best in you.

Kalau ngomongin berantem, kayaknya nggak ada pasangan yang nggak pernah berantem. Sampai kadang bingung kok bisa ya mereka akhirnya memutuskan untuk bersama haha. Tapi kalau dipikir-pikir emang tiap pasangan itu selalu punya sifat-sifat yang kebalikannya dari pasangannya, jadi saling melengkapi. Mungkin itu yang kadang sering terlupakan oleh pasangan. Karena udah terbiasa, akhirnya yang di lihat cuma soal jeleknya aja. Padahal nggak mungkin kan kita mau berkomitmen sama seseorang pada awalnya kalau nggak ada sesuatu yang luar biasa kita lihat dari mereka. Banyak orang yang lupa melihat bahwa pasangannyalah yang paling mendukung dan menguatkan di saat apapun, terutama untuk menggapai mimpi masing-masing. Begitu pula dengan hubungan pertemanan, keluarga, dll. 

"That's the funny thing about marriage, you fall in love with this extraordinary person and over time they begin to seem ordinary. I think it's all the nagging." - Phil Dunphy 
 
 
 
Baiklah, karena mau lanjut buat materi presentasi conference, jadi diusaikan sampai sini dulu ke-sotoy-an ini. Semoga bisa dipahami dan cukup aplikatif untuk kehidupan sehari-hari bukan cuma untuk pasangan tapi juga teman, orang tua, anak, dll. Anyway, menulis ini seakan sedang menasehati diri sendiri tentang ekspektasi dalam hidup. Kalau merasa hidupnya lagi drama dan moodnya ga karu karuan cobain deh self reflection dan lakukan hal-hal positif yang disukai sampai akhirnya sadar dan realistis lagi. 

#don'ttakeeverythingsoseriously :)

Love, 


Humannisa
Share
Tweet
Pin
Share
6 comments


Kenapa ya orang bisa tersinggung?  
Paradigma dan perihal apa yang memicu "ketersinggungan" ?

Saya menulis ini sebagai usaha untuk berdamai dengan perasaan dalam diri yang kadang "sulit" ditenangkan terutama saat keadaan emosional sedang tidak stabil.
Saya merasa ke trigger dengan respons 2 teman saya hari ini. 
1. Ketika saya bertanya dengan tulisan yang agak panjang karena sudah cukup lama kami tidak saling mengirim pesan, tapi dia hanya membalas dengan jawaban yang sangat amat singkat.
2. Teman saya yang menurut saya kurang baik dalam merespon cerita saya soal film yang sedang saya tonton dan saya puji karena acting pemain dan ceritanya cukup menarik, tetapi dia malah menjawab bahwa dia tidak tertarik, kalau bertema "x" dia baru suka. 
(kedua alasan yang "remeh" bukan? haha begitulah kadang hati dan otak tidak sinkron ✌️)

Saya menemukan konsep ini dari beberapa buku dan artikel yang pernah saya baca. Umumnya yang saya lihat selama ini yang memicu orang untuk tersinggung adalah paradigma bahwa "respect is GIVEN", rasa hormat itu diberikan. Ada orang-orang yang punya pemikiran : dirinya, orang tuanya, anaknya, pasangannya, tuhannya, agamanya, negaranya, komunitasnya, gendernya, klub sepak bola yang didukungnya, badannya, warna kulitnya, pilihan gaya berpakaiannya, selera filmnya, selera musiknya, dlsb itu WAJIB dihormati oleh semua orang. Dan konsekuensinya, kalau tidak dihormati ya TERSINGGUNG.

Ketika ada yang bilang orang tuanya "gak becus", tersinggung. Ketika ada yang bilang film favoritnya "sampah", tersinggung. Ketika ada yang bilang agamanya "sesat", tersinggung, Ketika ada yang bilang band atau idola nya "kampungan" dan "plastik", tersinggung. Ketika ada yang bilang pasangannya "jelek" dan "biasa saja", tersinggung, Ketika ada yang bilang gaya berpakaiannya "murahan", tersinggung. Dst dst.

Sementara konsep yang seharusnya dipahami adalah bahwa "respect is EARNED", rasa hormat itu sesuatu yang didapatkan (bukan menuggu orang lain untuk memberi).
Orang lain tidak berkewajiban untuk menghormati hal-hal yang saya hormati. Bagi saya, orang BERHAK menentukan apakah sesuatu itu LAYAK untuk dia hormati. Kalau menurut dia tidak layak ya tidak apa-apa dia tidak menghormati hal itu. Itu kebebasannya.

Paradigma "respect is given" membuat rasa hormat itu menjadi meaningless, tidak berarti. Mereka memberikan secara cuma-cuma pada apapun, pada siapapun, bukan karena memang kita secara jujur melihat sesuatu itu layak dihormati. (Bayangkan kalau kita respect dengan segala sesuatu tanpa alasan, aneh bukan?)

Ada yang bilang "saya tidak masalah kalau mereka tidak menyukai apa yang saya sukai, tapi setidaknya jangan blak-blakan mengatakan itu didepan saya!"

Jadi begini, selain konsep "respect is earned", saya juga melihat dari sisi "valuasi" pendapatnya. Tidak mungkin kan semua pendapat itu dianggap setara? Selain dari isi pendapatnya, kredibilitas dan track record orang yang berpendapat pastinya berpengaruh terhadap "nilai" dari suatu pendapat. 

Biasanya saya akan punya 2 pilihan untuk menanggapi pendapat yang saya merasa keberatan (yang menurut kebanyakan orang sangat mungkin dianggap "menyinggung") :

1. Kalau nilai pendapatnya tinggi, saya akan FOLLOW UP pendapat tersebut, karena bisa jadi bermanfaat untuk improvement saya, atau
2. Kalau pendapatnya tidak bernilai karena dari sisi substansi dan kualitas orang yang menyampaikannya tidak bagus ya saya bisa IGNORE saja.

Balik lagi ke awal, saya membuat kesimpulan sendiri jika alasan mereka merespons seperti itu mungkin karena :
1. Mereka merasa sudah sangat dekat jadi tidak perlu basa basi atau bahkan "memperhalus" bahasa nya. Mungkin kalau mereka berhadapan dengan seseorang yang sedang mereka dekati atau orang yang mereka belum paham betul karakternya sehingga takut mereka tersinggung, mungkin respons yang mereka berikan akan berbeda.
2. Mungkin mereka sedang banyak beban pikiran sehingga kurang pikir panjang, atau lain sebagainya.
3. Mungkin mereka memang tidak tertarik (like, who's care 🤷‍♀️ back to the "respect is EARNED").
4. Mungkin kita yang saat itu sedang terlalu sensitif (sepertinya situasi saya yang ini haha) 

TAPI bukan "respons" yang menjadi point utama dalam hal ini, bukan tugas mereka untuk mengerti dan memahami kita. Bukan tentang respons seperti apa yang kita terima, atau masalah apa yang sedang kita hadapi tapi bagaimana "pola pikir", "kedewasaan emosional", dan "cara kita meyikapi dan berdamai" dengan hal itulah yang PENTING.


Love,

Humannisa
Share
Tweet
Pin
Share
7 comments
Older Posts

The Author



Humannisa

Readers

Popular Posts

  • Self Love is the only way to Get Love
  • Meninggikan Tanpa Menjatuhkan
  • Things I learned In My Early 20s
  • Respect is Earned, not Given
  • CONTEMPLATION PART 1 : RELATIONSHIP WITH GOD

Categories

  • COLLEGE (1)
  • INNER PEACE (2)
  • JOURNEY (4)
  • LIFE (2)
  • REMINDER (1)

Blog Archive

  • ▼  2024 (1)
    • ▼  February (1)
      • 2521 REVIEW
  • ►  2022 (1)
    • ►  August (1)
  • ►  2021 (2)
    • ►  October (1)
    • ►  February (1)
  • ►  2020 (7)
    • ►  November (2)
    • ►  September (1)
    • ►  July (2)
    • ►  May (1)
    • ►  April (1)
  • ►  2019 (2)
    • ►  November (1)
    • ►  March (1)

Wikipedia

Search results

Translate

Created with by ThemeXpose