Hyphothesis

by - 14:33


"What we know is a drop, what we don't know is an ocean". Kalau aja time travel itu benar nyata, saya ingin melihat masa depan untuk tau ending ceritanya. Jadi saya bisa balik ke waktu sekarang tanpa harus bertanya-tanya pertanyaan yang belum ada jawabannya. Saya nggak perlu khawatir dengan proses yang nggak enak, atau menangisi hal yang bukan menjadi masa depan saya. Sedangkan pertanyaan yang hanya bisa dijawab oleh waktu itu menjengkelkan. Karena kita nggak tahu kenyataannya atau hikmah dibaliknya.

Perjalanan hidup emang nggak ada yang tau ya. Mana tau saya yang sangat batu, punya pertahanan tembok yang tinggi, akhirnya belajar bagaimana terbuka dengan orang lain. Mana saya tau orang yang begitu yakin dengan sebuah mimpinya, tiba-tiba berubah pikiran. Sampai hari ini pun, saya nggak tahu formula untuk hidup bahagia itu apa. Tapi yang saya tahu kalau kita selalu berusaha menjadi orang yang baik, memberikan kebaikan pada sekitar, mendekatkan diri pada Sang Pencipta itu memang ampuh mendatangkan kebahagiaan, (still working on it, walau kadang pada praktiknya susah) haha. Kalau emang cinta lebih penting, kenapa ada orang yang bisa bahagia meskipun sendirian. Kalau karir lebih penting, kenapa ada orang yang tetap merasa kosong hampa sendirian?

Emang hidup itu sebuah pencarian, yang mana cuma waktu bisa bantu kasih jawabannya. Sementara itu, hidup terus berjalan, kita pun juga terus berjalan membuat banyak kesalahan atau penyesalan. Yang akhirnya kita jadi belajar hal baru, menemukan diri kita yang baru. Ada yang dulu selalu berambisi untuk karir atau pendidikan, tapi sekarang lebih memilih untuk bisa berjalan bergandengan tangan dengan seseorang yang walaupun jalan sesulit apapun, tetap memilih bergandengan dan saling menguatkan.

"In the end, what helps you overcome obastacles isn't brains, but someone who will take your hand and never let you go. In the end, that's family." -Reply 1988 


Love,

Humannisa 

You May Also Like

10 comments

  1. "Menangisi hal yg bkn menjadi masa depan saya" �� drn

    ReplyDelete
  2. Taraf kebahagiaan orang itu beda-beda, pepatah mengatakan "One's trash is a treasure to another's" (or so they said).

    Mau bahagia dengan melihat achievement orang lain dan memiliki mindset "Aku harus bisa seperti dia" adalah mindset yang menurut gua salah.

    and then, bagi gua, sekalipun ada time machine, i don't wanna know my future, let it be mystery,ini seperti nonton film yang baru keluar di bioskop, tapi kita sudah tahu endingnya, ga seru lagi jadi. jalani saja masa sekarang dengan sekuat tenaga untuk terus hidup, sambil membuka masa depan.

    ReplyDelete
    Replies
    1. menurut saya nggak sepenuhnya salah, karena hidup itu sering kali clueless. Sebagai manusia yang normal dan ingin selalu menjadi lebih baik dari sebelumnya, ketika melihat manusia yang kita pikir "lebih baik" dan menjadikannya sebagai role model, it's totally fine. Toh akhirnya jalan hidup masing-masing orang berbeda walau tujuannya sama. Lagipula bukan kita yang nulis skenario dan scriptnya. Semangat!

      fyi : saya #teamspoiler haha

      Delete
  3. Kamu mau gak jadi masa depanku?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Lagi trend ya nanyain beginian, haha.

      Delete
    2. Kalo calon suami idaman ica kek mano?
      Dijawab ya, siapa tempe jodoh jadi bisa memantaskan diri hehe

      Delete
    3. someone who thought just like me.

      Delete
    4. I thought just like you,

      Aku pikir mungkin kita agak mirip

      Delete
    5. Thank you for your feedback in this post, but one thing i've to tell you that you don't even know me in person. And i hope you don't assuming or make any kind of expectations about me. 🙏🏻

      Delete